"Perbankan beranggapan, ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam menyalurkan kredit pertanian, salah satunya faktor cuaca atau musim yang bisa berdampak pada gagal panen," ujarnya di Jayapura, Kamis (6/4/2017).
Jayapura, Jubi - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Papua Joko Supratikto mengungkapkan, perbankan masih menganggap sektor pertanian memiliki risiko tinggi untuk dilakukan pembiayaan, sehingga persentasenya pada total penyaluran kredit masih tergolong kecil dibanding sektor lainnya.
"Perbankan beranggapan, ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam menyalurkan kredit pertanian, salah satunya faktor cuaca atau musim yang bisa berdampak pada gagal panen," ujarnya di Jayapura, Kamis (6/4/2017).
Ia mengatakan, meski sudah ada jaminan asuransi bagi sektor pertanian oleh pemerintah, namun hal ini belum membuat perbankan memandang sektor tersebut cukup aman untuk diberikan pembiayaan.
"Masih sedikit perbankan memandang bagi mereka sektor yang aman untuk memberikan kredit," katanya.
Menurut dia, kalaupun ada penyaluran kredit di sektor pertanian, itu masih masuk dalam kategori mikro atau kecil.
"Tapi mereka tetap memberikan melalui jalur KUR (Kredit Usaha Rakyat), memang kreditnya tidak terlalu besar, hanya sampai Rp25 juta," ujarnya lagi.
Joko mengimbau untuk bisa mengakses layanan kredit dalam jumlah besar, pengusaha pertanian harus mensinergikan dengan unit usaha yang lain, dengan kata lain bukan hanya mengandalkan produktivitas, juga harus mengembangkan dalam bentuk olahan.
Sebagai informasi kredit untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Papua pada 2016 telah tersalurkan Rp709 miliar dari total kredit Rp23,991 triliun. (*)
Posting Komentar