Home » » Gubernur: Orang Papua Harus Ubah "Mindset"

Gubernur: Orang Papua Harus Ubah "Mindset"

Written By Unknown on Rabu, 12 April 2017 | April 12, 2017


Jayapura- Gubernur Papua Lukas Enembe dalam keterangan persnya, Kamis (9/4) di Jayapura, Papua mengatakan, orang Papua yang ingin maju di segala sektor, harus mengubah mindset (pola pikir)-nya.
Menurut dia, untuk mengubah masyarakat Papua ke arah yang lebih baik, maka mindset orang Papua tidak dapat dipaksakan, tetapi orang Papua sendiri harus sadar untuk mengubahnya sendiri. Mindset orang Papua diubah bukan karena kebijakan anggaran, tapi harus ada kesadaran dari diri sendiri.
Ia menjelaskan, sebagai orang Papua, harus sadar bahwa daerahnya mempunyai kekayaan alam yang bisa dikelola dan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan pendapatan masyarakat. Selain itu, juga harus diubah pola pikir orang Papua yang rata- rata masih bersifat konsumtif. Untuk itu, ada indikator keberhasilan di Kabupaten-Kota, yang bukan dengan pola pikir orang Papua.
Dalam artian ada indikator kebijakan anggaran yang dilakukan para bupati dan wali kota di Kabupaten/kota, yang fokus pada rumusan umum tentang bagaimana anak usia sekolah memastikan di kabupaten tidak ada buta huruf dan buta aksara serta mempunyai gizi baik.
"Indikator itulah yang bisa membuat perubahan pola pikir orang. Karena pendidikan adalah kunci utama bagi masyarakat Papua," tegasnya.
Dijelaskan, khusus untuk kebijakan pendidikan, mungkin di tingkat dasar Papua sedikit tertinggal. Tetapi, untuk para pemuda Papua yang sudah masuk di bangku perguruan tinggi, menurutnya, sudah tertangani baik oleh para bupati.
"Akan tetapi di tingkat SD dan PAUD tidak terurus baik. Otomatis hal ini mempengaruhi pendidikan dan akan mengubah pola pikir orang Papua," ujarnya.
Seperti diketahui dalam program Gerbang Mas Hasrat Papua, yang menjadi program Pemprov Papua, fokus pertama adalah Gemas Papua (Generasi emas Papua), yang akan diprioritaskan pada tuntas buta aksara, tuntas wajib belajar sembilan tahun, program jaminan 1.000 hari pertama kehidupan untuk memberi jaminan kualitas pelayanan kesehatan dan asupan gizi dari sejak janin dalam kandungan sampai dengan dua tahun pascakelahiran, peningkatan prestasi olahraga dan seni budaya, serta pengembangan daya saing sumber daya manusia Papua.
"Dari 1.000 hari kehidupan ini, di mana usia dua tahun sudah bisa masuk PAUD. Kita bisa mencontoh seperti di Kabupatan Lani Jaya. Ini sudah memasuki tahun kedua program di sana. Jadi si anak dua tahun usianya sudah masuk PAUD. Ketika dia duduk di bangku SD sudah bisa membaca dan menulis," katanya.
Menurut dia, inilah yang menjadi salah satu fondasi yang luar biasa bagi orang Papua yakni mulai dari lahir sampai usia dua tahun dan seterusnya telah mengenal pendidikan mulai dari usia dini. "Untuk itu, dalam visi misi Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera harus ada fase kebangkitan, kemandirian, dan kesejahteraan, ini target yang kita kejar. Itulah sebabnya kita lebih pada diskusi dan lebih pada keberhasilan yang telah dicapai," ujarnya.
Untuk menyiapkan SDM Papua yang berkualitas, maka pendidikan menjadi kunci utama bagi pemerintah provinsi Papua, kebijakan pendidikan mulai tingkat dasar harus dilakukan.
Sementara untuk birokrasi Papua, Gubernur mengharapkan pimpinan SKPD harus betul-betul bangkit dan mandiri. "Pimpinan SKPD yang harus kita cari untuk tiga tahun ke depan adalah harus kerja keras. Sehingga tahun terakhir bisa melihat target yang sudah capai selama ini. Sebab, tahun ketiga ini merupakan tahun untuk memulai, berhasil tidaknya memimpin selama lima tahun, itu yang paling utama," ujarnya. Sebab, kata Gubernur, jika pada tahun ketiga tidak berhasil atau gagal, maka pada akhir jabatan nanti atau tahun 2018 itu taret yang ditargetkan tidak akan tercapai.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Portal Berita Tolikara No. 1 Majalah Toli - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger