Merdeka.com - Suriah semakin merana, usai digempur senjata kimia diduga oleh para pendukung rezim Presiden Bashar al-Assad, kemarin, Amerika Serikat meluncurkan rudal Tomahawk ke pangkalan militer Suriah.
Akibatnya empat tentara loyalis Assad tewas dan sembilan warga sipil meninggal dunia, termasuk di antaranya empat anak-anak. "Serangan udara AS yang menargetkan pangkalan udara di Suriah, menewaskan sembilan warga sipil. Empat korban tewas di antaranya adalah anak-anak," menurut laporan Kantor Berita SANA.
Serangan kimia yang diduga dilakukan balatentara Assad membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertindak keras terhadap Suriah. Dalam keterangan persnya Kamis (6/4) malam, dia telah memerintahkan tentara AS untuk meluncurkan serangan rudal ke sejumlah pangkalan udara milik Suriah.
"Ini adalah kepentingan vital keamanan nasional bagi Amerika Serikat untuk mencegah dan menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan. Malam ini saya serukan kepada bangsa-bangsa bermartabat untuk bergabung dan mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah," tegasnya.
Saat memberikan pernyataan itu, Trump ditemani orang-orang terdekatnya seperti Kepala Strategis Steve Bannon, Kepala Staf Reince Priebus dan putri sekaligus penasehatnya Ivanka Trump. Semenit sebelumnya, delegasi Presiden China Xi Jinping baru meninggalkan tempat yang sama usai menjalani acara makan malam kenegaraan.
"Kami mendoakan agar yang terluka tetap hidup. Sepanjang Amerika berdiri di atas keadilan, maka kedamaian dan harmoni akan berakhir dengan kemenangan."
Perintah serangan terbuka ini merupakan yang pertama dilakukan Trump sepanjang kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di AS. Dia beberapa kali mencoba menghindari perseteruan langsung dengan Rusia atas keterlibatan negerinya di Suriah dan melindungi kelompok pemberontak sekaligus menjatuhkan kepemimpinan Assad.
Merdeka.com berhasil merangkum fakta-fakta penyerangan rudal Tomahawk milik Amerika Serikat ke pangkalan militer Suriah. Berikut ulasannya:
Posting Komentar