Pengrajin seni kriya khas Papua, Donatus Moiwed berharap pemuda-pemudi Papua ikut terlibat melestarikan seni dan budaya orang Papua di atas tanahnya sendiri, karena Papua maupun pasifik bisa dipersatuan hanya lewat seni, baik seni tari, musik, lukis, maupun kriya.
Donatus Moiwed biasa memamerkan hasil karyanya di setiap kegiatan budaya yang digelar komunitas maupun pemerintah. Ia mampu menyulap barang yang tidak terpakai di sekitar halaman rumah, khususnya pohon kelapa menjadi seni kriya yang menarik.
"Mereka yang memiliki bakat, keahlian, dan imajinasi yang kreatif pohon kelapa bisa dimanfaatkan sebagai objek untuk membuat seni kriya, mulai dari buah kelapa, daun, pelepah, kulit hingga akar bisa di sulap menjadi maha karya yang indah dan unik." Katanya kepada Jubi di Jayapura, Kamis, (30/3/2017).
Moiwed mengatakan, selama ini dalam setiap iven ia hanya memamerkan dan memperkenalkan hasil karyanya kepada masyarakat umum. Tujuannya agar masyarakat bisa melihat karya dari bahan sekitar mereka dan bisa membuatnya sendiri.
"Hingga kini belum ada niat untuk menjual, saya hanya memperkenalkan kepada masyarakat dan mereka bisa buat sendiri dan jual karena hasil karya ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi," tutur dosen ISBI (Institut Seni dan Budaya Indonesia) Tanah Papua ini.
Ia berharap kelak memiliki sanggar sendiri untuk memamerkan hasil karyanya kepada masyarakat dan melatih putera-puteri Papua untuk mencintai seni dan budayanya.
Yanto Gombo, mahasiswa ISBI Tanah Papua berharap setiap ivent yang di selengarakan pemda tidak hanya melibatkan seni tari dan seni musik, tetapi juga seni lukis murni dan seni kriya.
"Berikan kami ruang untuk mengekspresikanhasil karya kami terlebih kepada anak-anak Papua yang memiliki bakat dan talenta di bagian seni dan budaya Papua," ujarnya. (*)
"Mereka yang memiliki bakat, keahlian, dan imajinasi yang kreatif pohon kelapa bisa dimanfaatkan sebagai objek untuk membuat seni kriya, mulai dari buah kelapa, daun, pelepah, kulit hingga akar bisa di sulap menjadi maha karya yang indah dan unik." Katanya kepada Jubi di Jayapura, Kamis, (30/3/2017).
Moiwed mengatakan, selama ini dalam setiap iven ia hanya memamerkan dan memperkenalkan hasil karyanya kepada masyarakat umum. Tujuannya agar masyarakat bisa melihat karya dari bahan sekitar mereka dan bisa membuatnya sendiri.
"Hingga kini belum ada niat untuk menjual, saya hanya memperkenalkan kepada masyarakat dan mereka bisa buat sendiri dan jual karena hasil karya ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi," tutur dosen ISBI (Institut Seni dan Budaya Indonesia) Tanah Papua ini.
Ia berharap kelak memiliki sanggar sendiri untuk memamerkan hasil karyanya kepada masyarakat dan melatih putera-puteri Papua untuk mencintai seni dan budayanya.
Yanto Gombo, mahasiswa ISBI Tanah Papua berharap setiap ivent yang di selengarakan pemda tidak hanya melibatkan seni tari dan seni musik, tetapi juga seni lukis murni dan seni kriya.
"Berikan kami ruang untuk mengekspresikanhasil karya kami terlebih kepada anak-anak Papua yang memiliki bakat dan talenta di bagian seni dan budaya Papua," ujarnya. (*)
Reporter :Agus Pabika
Posting Komentar